profile-image
icon-annouce
Hello
icon-arrow-right
0
Cerita
0
Joy
 

Fan board

kuηȶi`ᗢ
MASKUMAMBANG Karya: WS Rendra Kabut fajar menyusut dengan perlahan. Bunga bintaro berguguran di halaman perpustakaan. Di tepi kolam, di dekat rumpun keladi, aku duduk di atas batu, melelehkan air mata. Cucu-cucuku! Zaman macam apa, peradaban macam apa, yang akan kami wariskan kepada kalian! Jiwaku menyanyikan tembang maskumambang. Kami adalah angkatan pongah. Besar pasak dari tiang. Kami tidak mampu membuat rencana manghadapi masa depan. Karena kami tidak menguasai ilmu untuk membaca tata buku masa lalu, dan tidak menguasai ilmu untuk membaca tata buku masa kini, maka rencana masa depan hanyalah spekulasi keinginan dan angan-angan. Cucu-cucuku! Negara terlanda gelombang zaman edan. Cita-cita kebajikan terhempas waktu, lesu dipangku batu. Tetapi aku keras bertahan mendekap akal sehat dan suara jiwa, biarpun tercampak di selokan zaman. Bangsa kita kini seperti dadu terperangkap di dalam kaleng utang, yang dikocok-kocok oleh bangsa adikuasa, tanpa kita berdaya melawannya. Semuanya terjadi atas nama pembangungan, yang mencontoh tatanan pembangunan di zaman penjajahan. Tatanan kenegaraan, dan tatanan hukum, juga mencontoh tatanan penjajahan. Menyebabkan rakyat dan hukum hadir tanpa kedaulatan. Yang sah berdaulat hanyalah pemerintah dan partai politik. O, comberan peradaban! O, martabat bangsa yang kini compang-camping! Negara gaduh. Bangsa rapuh. Kekuasaan kekerasan merajalela. Pasar dibakar. Kampung dibakar. Gubuk-gubuk gelandangan dibongkar. Tanpa ada gantinya. Semua atas nama takhayul pembangunan. Restoran dibakar. Toko dibakar. Gereja dibakar. Atas nama semangat agama yang berkobar. Apabila agama menjadi lencana politik, maka erosi agama pasti terjadi! Karena politik tidak punya kepala. Tidak punya telinga. Tidak punya hati. Politik hanya mengenal kalah dan menang. Kawan dan lawan. Peradaban yang dangkal. Meskipun hidup berbangsa perlu politik, tetapi politik tidak boleh menjamah ruang iman dan akal di dalam daulat manusia! Namun daulat manusia dalam kewajaran hidup bersama di dunia, harus menjaga daulat hukum alam, daulat hukum masyarakat, dan daulat hukum akal sehat. Matahari yang merayap naik dari ufuk timur telah melampaui pohon jinjing. Udara yang ramah menyapa tubuhku. Menyebar bau bawang goreng yang digoreng di dapur. Berdengung sepasang kumbang yang bersenggama di udara. “Mas Willy!” istriku datang menyapaku. Ia melihat pipiku basah oleh air mata. Aku bangkit hendak berkata. “Sssh, diam!” bisik istriku, “Jangan menangis. Tulis sajak. Jangan bicara.” Cipayung Jaya, 4 April 2006 WS Rendra
2
Zainudin
NAMA SAYA PAPUA Nama saya Papua Tempat tinggal saya di ujung timur Nusantara Kulit saya hitam, jiwa saya bening, tanah air saya indah Kata orang saya punya banyak saudara Tapi mereka biarkan saya diperkosa Nama saya Papua Emas, uranium, tembaga, minyak bumi dan lain-lainnya saya punya Kata orang saya punya banyak saudara Tapi mereka biarkan saya dirampok penjahat-penjahat dalam dan luar negara Nama saya Papua Burung cenderawasih, kaka tua hitam, elang rajawali dan lain sebagainya bebas terbang di angkasa ( Itu dulu, di jaman Belanda!) Sekarang cuma sedikit tersisa Kata orang saya punya banyak saudara yang berpancasila Tapi m’reka tangkap, m’reka bunuh dan m’reka bikin patung burung-burung itu ‘tuk pemuas nafsu angkara m’reka ( Mungkin perlu ditambah satu sila lagi : kebinatangan yang tak berdosa!) Nama saya Papua Hutan rimba lebat, lembah-lembah elok berpuncak pegunungan salju Setiap dinihari bintang kejora sinari langit berkabut putih biru Kata orang saya punya banyak saudara Tapi m’reka tak perduli sama saya ( Gila! Bukan cuma tak perduli, bung!) Bersama orang-orang asing m’reka hina saya, m’reka bikin saya menderita! Kalau anda diperlakukan seperti apa yang m’reka lakukan kepada saya, apakah anda diam saja? Nama saya Papua Pada pembukaan Undang Undang Dasar Republik Indonesia ( kalau saya tidak lupa atau kalau masih ada) saya baca : Sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak setiap bangsa Maka oleh sebab itu, segala bentuk penjajahan harus dihapus dari muka bumi Nama saya Papua Saya bukan satu suku, tapi satu bangsa! Jakarta, Agustus 2000
1
Rosewell
Hai kak salam kenal, jika sempat mampir ke karya aku ya.. 1. Rahasia di balik bunga tidur 2. Bukan negeri dongeng Terima kasih sukses selalu untuk kakak.
1
A L
ALPHABET Aksara ini masih tentangmu,Tuan tanpa rasa yang lekat dalam ingatan. Sejujurnya, aku tak benar- benar menghilang darimu. Aku masih ada, walau kau tak lagi melihatku. Ku kira dengan berjalan pergi sedikit demi sedikit mampu membuatku berhenti mencintaimu. Namun sepertinya, semesta menjaga namamu dengan sangat baik pada relung terdalam diriku. Aku tak pernah sedikitpun berpikir untuk melupakanmu, sebab aku tak ingin kilasan memori tentang kau dan aku terhapus begitu saja. Bahkan jikalau ada seseorang memintaku untuk melupa dengan dalih berhenti mencinta, aku tak akan melakukannya. Denganmu aku merasa hidup, bahkan hingga saat ragamu pergi dan hilang entah kemana. Aku ingin menjaga tentangmu dengan baik dalam ingatanku, setidaknya walau kau dan aku tak ditakdirkan untuk kembali bersama, aku bisa tetap berbahagia dengan adanya memori tentangmu dan aku terdahulu. Aku tak menyalahkanmu atas air mata yang pernah menjadi bagian cerita dulu, sama sekali tidak. Harapku masih sama, aku ingin menjadi bagian dari dirimu sebagai apapun nantinya—aku ingin kau tetap ada. Satu hal yang harus kau pahami, pada deru nafas yang tak bersuara, aku masih mencintaimu tanpa cara. Tertanda, Puan penyuka sepi, V.A #Sajakberbicara [ @sajakberbicara ] karya nja🤭
1
Zʜᴀᴀ
ᴍᴇɴʏᴜᴅᴀʜɪ, sᴇᴋᴀʀᴀɴɢ, ᴀᴋᴜ ʙᴇɴᴀʀ-ʙᴇɴᴀʀ ᴍᴡɴʏᴜᴅᴀʜɪ ʟᴜᴋᴀ-ʟᴜᴋᴀ ʟᴀᴍᴀᴋᴜ. sᴀᴍʙɪʟ ᴛᴇʀᴜs ʙᴇʟᴀᴊᴀʀ,ᴀᴋᴜ ᴊᴜɢᴀ ᴛᴇʀᴜs ᴍᴇᴍʙᴇʀɪ ᴍᴀᴀғ ᴘᴀᴅᴀ ᴅɪʀɪᴋᴜ sᴇɴᴅɪʀɪ. ᴀᴋᴜ ᴛᴀᴋ ɪɴɢɪɴ ʟᴀɢɪ ᴍᴇᴍᴘᴇʀʙᴀɪᴋɪ ᴅɪʀɪᴋᴜ, ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ sᴇᴘᴀɴᴛᴀsɴʏᴀ. ᴀᴋᴜ ɪɴɢɪɴ ʙᴀɪᴋ ᴘᴀᴅᴀ ᴅɪʀɪᴋᴜ sᴇɴᴅɪʀɪ, ᴍᴇɴɢᴀᴊᴀᴋ ʜᴀᴛɪᴋᴜ ᴘᴀᴅᴀ ᴋᴇʙᴀɪᴋᴀɴ-ᴋᴇʙᴀɪᴋᴀɴ. ᴀᴋᴜ ᴍᴇɴɢᴜᴀᴛᴋᴀɴ ᴅɪʀɪᴋᴜ ᴛᴇʀᴜs ᴍᴇɴᴇʀᴜs, ᴍᴇɴᴄᴏʙᴀ ᴍᴇʏᴀᴋɪɴᴋᴀɴ ᴅɪʀɪᴋᴜ sᴇɴᴅɪʀɪ. ʙᴀʜᴡᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴀᴘᴀᴘᴜɴ ɪᴛᴜ, ʜᴀʀᴜs ʙᴇʀᴜsᴀʜᴀ ɪᴋʜʟᴀs. sᴇᴋᴀʀᴀɴɢ ᴀᴋᴜ ᴛᴇɴᴀɴɢ, ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴀᴋᴜ ᴘᴇʀᴄᴀʏᴀ ᴛᴜʜᴀɴ sᴇʟᴀʟᴜ ʙᴇʀsᴀᴍᴀ ᴋᴜ. ʙʏ: Zʜᴀᴀ
2
Mr. x
gemuru menggadu dalam pilu tanpa hadirmu memadu bersama nanar di penantian semu ketika itu bait-bait elegi menjama pada pemuda yang telah membisu jiwanya mati bersama hati yang remuk dalam pangkumu. "bukannya kau telah mengaku untuk bedamai bersama hati? membagi pilu untuk tidak lagi menyakiti diri?" namun mengapa hadirmu tak juga kutemui? mengapa kau biarkan aku sendiri disini? se-egois itukah kau, yang menyakiti lalu tak kunjung mengobati? ingatkah kau tuan? dimalam yang telah kau tetapkan sebagai prasasti perpisahan, berderet harapan mengepung pekarangan berharap kepulanganmu tanpa suatu kekurangan tapi tidak berselang lama aku untuk menunggu kabar samar-samar teriakan menggempar dari luar membangunkan dari lelap di malam badai berpetir sebelum jauh aku beranjak dari pintu keluar seorang parubaya menarikku masuk ke tengah hujan di genggamnya lenganku menuju ke simpang jalan tidak seorang memberi tauku tuan, sesampainya di ujung jalan. samar diantara guyur hujan lebat seseorang telah terkapar menahan sakit. begitu lemas tuan, raga tak dapat berdiri ketika kutau kau yang kudapatkan seorang pemilik hati yang kutunggu berbulan-bulan kini bermandikan darah di atas aspal jalanan Tidak tuan! Kau yang menyiksaku, dengan sakit kronis yang kau tinggalkan. aku berlari menujumu saat itu ku genggam tanganmu yang nyaris berujung kaku sesak mencekik nafas yang beradu semua pekik sentak membisu. dengan setengah bahasa terbata-bata kau meminta ku untuk berdamai dengan hati yang patah sungguh tak sanggup lagi aku menahan tikam pada jiwa tak sanggup pula lisan ini berkata-kata. kuceritakan kepadamu tuan selepas kepergianmu dimalam yang mengerikan tak ada lagi akalku untuk bertahan dalam kehidupan berlari sendiri dalam semu harapan yang kau janjikan kau melambai dangan senyum setelah mengucap pamit dengan sebongkah semangat untuk mengaminkan akad sekarang meningalkan dengan luka yang teramat sangat dimalam setelah pemakamanmu itu tuan yang kulakukan hanya mengurung diri dalam kamar membiarkan rindu memukul hati hingga memar aku tak sanggup lagi tuan biarkan aku menyusulmu di alam keabadian hingga cinta kita menjadi satu dikemudian aku mencintaimu tuan. Keabadian Mr.x 05.09.21
1